Hukuman bukanlah strategi disiplin yang membantu kita mencapai tujuan.
Hukuman justru memiliki dampak jangka pendek ataupun jangka panjang yang berpengaruh terhadap kemandirian anak.
Hal yang melekat dalam benak anak ketika mendapatkan hukuman adalah rasa tidak nyaman dalam menjalani hukuman.
Dampaknya, anak bisa menjadi pemberontak,berbohong untuk menghindari kesalahan, lebih sering menyendiri dan enggan berkomunikasi, tumbuh dengan ketakutan dan rasa bersalah, serta tumbuh dengan meneruskan lingkaran kekerasan, dan hukuman ketika dewasa.
Disiplin positif menggunakan motivasi internal dalam diri untuk mencapai tujuan, bukan menggunakan motivasi eksternal seperti hukuman, ancaman, sogokan, maupun pujian dari orang lain.
Dalam praktiknya melibatkan komunikasi tentang perilaku yang efektif antara orangtua dan anak.
Dalam penerapan disiplin positif ini, anak diajarkan untuk memahami konsekuensi dari perilaku mereka.