Rahmat menyesal dan meminta maaf kepada Lastri karena keputusannya untuk berpindah ke Janadriyah, Riyadh, malah berbuah petaka.
Lastri hanya terdiam, menangis dan perutnya kontraksi semakin hebat. Ternyata dia sedang hamil anak kedua dengan usia kandungan baru 8 bulan.
Lastri terus bertanya kepada Rahmat siapa orang yang berkali-kali menelepon itu, “Siapa?” Rahmat tak bisa menjawab. Lastri dilarikan ke rumah sakit Dallah dengan suhu udara di luar yang sangat dingin menggigit terasa sampai tulang.
Waktu itu bertepatan dengan musim dingin terparah di kota yang belum lama Rahmat tinggali.
Bosnya pun menelepon Rahmat, “Aku butuh kamu di sini sekarang, Rahmat...” Sepertinya aku sudah selesai di sini, Rahmat berada dalam kebimbangan. Ia menatap layar ponsel dengan gambar Baitullah di wallpaper-nya.
Rahmat merutuk dan menyalahkan; andai saja waktu itu aku enggak pindah, kejadian ini enggak perlu terjadi.